MOCOAN LONTAR YUSUP

Tradisi Lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, seperti sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun, cerita rakyat, atau ekspresi lisan lainnya.

Lontar Yusup adalah sebuah puisi naratif tentang kehidupan salah seorang Nabi Islam yang amat populer, Nabi Yusuf. Kisah ini merentangkan perjalanan hidup seorang utusan pilihan Tuhan (duta nabi luwih) dari usia dua belas tahun, kala ia bermimpi tentang matahari, bulan dan sebelas bintang bersujud kepadanya, sam-pai ia naik takhta menjadi penguasa Mesir, seusai nubuatnya tentang mimpi Raja Mesir; tujuh sapi kurus memangsa tujuh sapi gemuk dan tujuh daun kering me-lahap tujuh daun hijau. Lontar Yusup merupakan naskah yang berbentuk puisi tradisonal yang terikat dengan aturan tertentu. Lontar Yusup terdapat 12 pupuh, 593 bait dan 4.366 larik. Jenis pupuh dalam lontar Yusuf ada empat, yaitu kasmaran, durma, sinom dan pangkur.

POKDARWIS DESA KEMIREN_2021

Nilai dan makna yang dapat diperoleh dari mocoan Lontar Yusup.

Setiap tembang memiliki arti masing -masing tentang kehidupan manusia. Mocopat artinya orang hidup didunia harus faham empat perkara.

1. Kasmaran menimbulkan rasa asmara jatuh hati terhadap lawan jenis.

2. Sinom artinya sek enom atau masih muda.

3. Durmo artinya mendarmabaktikan apa yang harus dilakukan.

4. Pangkur artinya waktunya mungkur atau sudah waktunya kembali.

Ada beberapa kepercayaan masyarakat jika dalam pembacaan lontar dapat menolak hal negatif seperti dalam selamatan kampung, dan dalam khitanan agar anak yang disunat menjadi kuat tidak merasakan sakit. pembacaan lontar yusup dilaksanakan sesuai dengan hajat masing-masing keluarga yang ditandai dalam dimulainya acara ada kabul ( doa yang menjelaskan tujuan ) terlebih dahulu.

Mocoan Lontar Yusup secara lengkap (12 pupuh) lazimnya didendangkan di waktu malam, selepas waktu sholat Isya (sekitar jam 7 malam) hingga usai sebelum waktu sholat subuh (sekitar jam 3 pagi) pada acara perkawinan, khitanan, tujuh bulan kehamilan (tingkeban), pemenuhan nadzar, dan bersih desa. Sekelompok pembaca Lontar Yusup duduk bersila, berjajajar saling berhadapan beralaskan tikar, lalu secara bergiliran mendendangkan larik-larik puisi Yusup dalam ragam tembang cara Using yang berbeda dengan nada tembang orang Jawa pada umumnya. Naskah Lontar Yusupyang akan dibaca diletakkan di atas bantal, dan secara bergantian dikelililingkan di antara para penembang. Sesi mocoan Lontar Yusup, sebagai sebuah laku ritual, juga memiliki tata cara dan perangkat ritual yang khusus dan bukan sekedar pembacaan tembang biasa.

Mocoan Lontar Yusup telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Pada Tahun 2019 (Domain Tradisi dan Ekspresi Lisan)

One thought on “MOCOAN LONTAR YUSUP

  • 26 Desember 2021 pada 08:34
    Permalink

    Wah … Siapa yang berhak mengikuti laku ritual? Lalu siapakah yg berhak memimpin jalannya acara?/laku ritual tersebut….
    Pertanyaan ketiga saya dengar ada susunan khusus dalam tembang macapat yg dibacakan. Bagaimana susunan itu?…. Meliputi… Awal jenis lagu yang dibacakan hingga akhir

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *