RUMAH ADAT OSING BANYUWANGI

FILOSOFI RUMAH ADAT OSING BANYUWANGI

Pengetahuan Tradisional adalah seluruh ide dan gagasan dalam masyarakat yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus menerus dan diwariskan lintas generasi. Pengetahuan tradisional antara lain kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu, makanan dan minuman lokal, serta pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta.

POKDARWIS KEMIREN_2021

Awal pembuatan di tiang besar. Yang memiliki arti sebagai orang tua. Karena rumah adat simbol terbentuknya keluarga baru. Rumah yang diwariskan kepada anak laki-laki yang hendak menikah.

Jenis rumah Ada 3 yakni, tikel balung beratap 4, Baresan beratap 3, dan crocogna beratap 2.

Makna:

1. Crocogan : ( rumah adat beratap 2). memiliki filosofi adanya kecocokan (kecocogan) kedua mempelai. posisi rumah berada didepan digunakan sebagai ruang tamu. sesuai dengan urutan perkawinan yang dilandaskan dengan kecocokan terlebih dahulu.

2. Tikel balung : ( rumah adat osing beratap empat ). posisi rumah berada di tengah tepatnya dibelakang rumah crogogan. tikel balung digunakan sebagai bale (kamar tidur). karena didalam rumah tikel balung mengandung filosofi dalam jenjang pernikahan. artinya setelah adanya kecocokan kemudian dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius yakni pernikahan.

POKDARWIS KEMIREN_2021

Filosofi dalam rumah tikel balung :

– soko (tiang utama) berjumlah empat melambangkan orang tua laki-laki dan orang tua perempuan

– jait atau balok penghubung antar soko / tiang utama. jait memiliki arti menyambung dua keluarga dalam ikatan perkawinan.

– lambang merupakan balok kayu yang berada di atas jait cendek. memiliki arti ditimbang timbang (dipertimbangkan). Memikirkan keseriusan hubungan kedua keluarga dalam jenjang pernikahan. Ojo Kebimbang (jangan bimbang) dapat diartikan sebelum dilaksanakannya pernikahan jangan sampai ada keraguan.

– pelari merupakan balok kayu yang berada diatas jait dowo. memiliki arti jangan meninggalkan weluri ( pesan orang tua). artinya sebagai anak yang hendak menikah jangan sampai meninggalkan pesan atau wejangan yang disampaikan oleh orang tua.

– ander merupakan balok kayu vertikal yang menghubungkan lambang, jait dan suwunan. Memiliki arti yakni menjadi calon pasangan suami istri ojo gemeder (jangan takut, atau gampang mengikuti hal negatif).

-suwunan adalah balok kayu yang berada dibagian atas rumah adat osing. memiliki arti jika sudah berumah tangga diharapkan dapat memikul (nyuwun) tanggung jawab dalam keluarga.

– soko tepas merupakan tiang tambahan yang menyangga rab (atap) belakang dan rab (atap) depan. Menggambarkan sosok orang tua (kakek dan nenek) kedua keluarga yang posisinya berada dibelakang dan di depan. artinya setelah sudah pas (mantap) dalam perencanaan pernikahan akan ditanyakan kepada kakek dan nenek, beliau berperan untuk mengawali dan mengakhiri rencana pernikahan tersebut.

– glandar merupakan balok kayu yang menyangga atap depan dan belakang. Memiliki arti calon pengantin jangan melanggar dari apa yang sudah diajarkan oleh orang tua.

– Dur atau kayu balok tarik memiliki arti ojo diundur undur (jangan ditunda-tunda). artinya dalam perencanaan pernikahan jika sudah pas jangan ditunda atau dimundurkan.

– reng atau usuk memiliki arti reng-reng ( dicari kebutuhan apa saja untuk pernikahan) artinya segala sesuatu kebutuhan dapat diperkirakan terlebih dahulu.

– rab atau atap gabungan antara usuk dan kayu balok tarik. memiliki arti jika sudah di reng-reng atau sudah diperkirakan yakni menjadi rab (rabi) yang artinya siap untuk menikah.

– genteng merupakan atap yang digunakan dalam rumah adat osing memiliki arti abot enteng disonggo bareng (sudah senang dipikul bersama) artinya dalam keluarga ketika dalam keadaan suka maupun duka dapat dipikul bersama sama.

– bancangan adalah rangka rumah yang sudah terpasang tapi belum erpasang dinding atau pembatas.

– gedeg merupakan dinding rumah adat yang terbuat dari bambu yang dianyam. memiliki arti sing dedegan atau dapat diartikan keluarga tidak akan berantakan

– umah merupakan rancangan rumah adat yang sudah lingkeb ( terpasang dinding bambu). memiliki arti gemah ( sejahtera). diharapkan keluarga baru akan hidup sejahtera.

3. Baresan merupakan rumah adat yang beratap tiga dan berada di belakang untuk digunakan sebagai dapur. artinya sudah beres atau selesai dalam persiapan pernikahan.

POKDARWIS KEMIREN_2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *