Kamis, 01 Desember 2022

Red : Moh Edy Saputro

Foto : Daya Warga Kemiren
Pertunjukan Barong dilaksanakan dalam acara pernikahan atau pernikahan, sekitar pukul 21.00 sampai fajar tiba. Pertukan barong juga dipentaskan dalam sesi yang lebih pendek untuk pawai roitual adat desa dan pawai pengantin. Jika seseorang mengucap ingin mengundang barong disaat anaknya menikah atau khitan, maka kelak ini akan menjadi janji / hutang yang harus dibayar dengan mengundang kesesian Barong. Barong begitu erat hubungannya dengan masyarakat Desa Kemiren.
Foto : Daya Warga Kemiren
Lakon Jaripah menceritakan seorang perempuan cantik yang memiliki Barong bernama Sunar Udara yang berarti cahaya yang tidak berwujud. Dalam konteks pencarian Barong Jaripah melewati empat orang (tambur, layar, kemodi dan Paman Iris ) Ketika Jaripah berhasil menemukan Sunar Udara dan menyatu kembali didalam cerita Djaripah mampu mengalahkan Paman Iris. Dalam segi warna didalam barong memiliki 5 warna yakni merah, hitam, putih, kuning dan hijau. Dapat diartikan Dulur Papat Kalimo Pancer. lawwamah (hitam) dalam fisik barong digambarkan mulut barong yang menganga artinya sifat serakah atau rasa tidak cukup yang dimiliki manusia, amarah (merah) mata melotot artinya manusia pasti memiliki emosi atau nafsu, sufiyah (kuning) berada dalam sayap artinya selalu mencari kesenangan dan keindahan, muthmainah (putih) digambarkan dalam mahkota barong yang berarti kejujuran di dalam hati / ketentraman. Pancer (hijau) memiliki arti pengendali 4 sifat atau nafsu adalah diri manusia itu sendiri.
Foto : Daya Warga Kemiren
PREJENGAN

Prejengan sebagai tari yang mengawali Pertunjukan Barong Kemiren. Sebuah tari yang menggambarkan sosok makhluk mitologi. Barong merupakan salah satu makhluk mitologi Indonesia yang berasal dari kebudayaan masyarakat Jawa dan Bali. Barong digambarkan dalam berbagai bentuk samaran binatang seperti singa. Barong Kemiren digambarkan sebagai Singa Bersayap yang menjadi simbol aura positif yang dapat mengusir hal-hal negatif. Terlihat masyarakat osing kemiren melaksanakan ritual adat tahunan menggunakan kesenian barong untuk menghilangkan hal-hal negatif seperti dalam Barong Ider Bumi.

Foto : Daya Warga Kemiren
Perjalanan Jaripah untuk Menemukan Sunar Udara (Barong)

Jaripah digambarkan sebagai sosok wanita berparas cantik yang kebingungan mencari hewan peliharaannya, Barong dengan nama Sunar Udara. Dikisahkan kehidupan 3 orang ( Blendung, Bledes dan Bledus ) sebagai masyarakat pinggir hutan yang saling mencari saudaranya. Jaripah menemui 3 orang bersaudara yang telah mengganti namanya menjadi Juru Tambur, Juru Layar dan Juru Kemodi untuk meminta bantuan mencari hewan peliharaannya yakni Barong “Sunar Udara”. Namun ketiga orang tersebut tidak berhasil dan menyuruh Jaripah untuk menemui Paman Iris. Lantas Jaripah memanggil Paman Iris untuk menanyakan hewan peliharaannya yang hilang. Ternyata Paman Iris memiliki hewan peliharaan yang sama dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Jaripah. Namun Paman Iris meminta imbalan jika mampu menemukan hewan peliharaan Jaripah, yakni dengan menikahinya. Jaripah berjanji akan memberikan selendangnya jika Sunar Udara dapat ditemukan. Setelah Sunar Udara dapat ditemukan, Jaripah tidak mau menikahinya dan menyuruh Paman Iris melawan Sunar Udara. Namun, Sunar Udara berhasil dikalahkan. dan Jaripah meminta untuk menghidupkan kembali hewan peliharaannya yang telah mati. Setelah Sunar Udara dapat dihidupkan kembali, Jaripah memilih untuk melawan Paman Iris dan berhasil mengalahkannya.

Foto : Daya Warga Kemiren
Kisah Panji Sumera Menumpas Kebatilan sebagai Penyeimbang KehidupanARI BARONG

Panji Sumera sosok pahlawan yang datang dari Pesisiran Pulau Seloko untuk membasmi kebatilan. Dikisahkan kehidupan para Buto atau raksasa penunggu hutan yang sedang membicarakan keadaan Kerajaan mereka. 3 orang bersaudara sedang meminta kayu kepada Sembyah ( Sang Pemilik Hutan ). Setelah itu, 3 orang bersaudara kedatangan tamu yakni Panji Sumera yang ingin meminta ijin kepada Kanjeng Hyang (sang pemilik hutan). Kanjeng Hyang awalnya tidak memberikan ijin kepada Panji Sumerah karena Hutan disini sangat angker “Jalmo Moro Jalmo Mati” artinya wilayah yang benar-benar angker dan gawat dan jarang dihuni oleh manusia. Namun, Panji Sumera tidak mengurungkan niatnya untuk membasmi kebatilan di tempat tersebut. Lantas Kanjeng Hyang memberikan restu kepada Panji Sumera untuk melaksanakan keinginannya.

Panji Sumera ditemani 3 pemuda bersaudara untuk melawan Buto atau raksasa penunggu hutan. Setelah Panji Sumera berhasil mengalahkan anak buah dari Ratu Buto, beliau memberikan sayembara kepada 3 pemuda bersaudara tersebut. “Siapa saja yang berhasil mengalahkan Sang Prabu “Pemimpin Raksasa”, Akhir jaman akan diberikan istri yang cantik”. Akhirnya tiga bersaudara tersebut berhasil mengalahkan Pimpinan Raksasa penunggu hutan. Lantas Panji Sumera berpamitan untuk kembali pulang.

Foto : Daya Warga Kemiren
Perkawinan Jim Pekarangan

Tiga bersaudara sedang diganggu mahluk yang tak kasat mata yang akhirnya mereka memanggil Panji Sumera untuk datang membantu mereka. Ternyata Jim Prayangan –lah yang sedang mengusili mereka. Panji Sumera berhasil mengusir Jim Prayangan, Namun tersisa satu yang dijemput oleh Paksi Garuda Sawung Alit, Ia marah karena Jim Perayangan telah di pora-porandakan oleh Panji Sumera. Lantas Ia bertarung dengan Panji Sumera, namun sang Garuda Sawung alit mengalami kekalahan.

Jim Perayangan yang tersisa, telah diganti namanya menjadi Jim Pekarangan karena ia telah berada didunia Manusia. Diadakanlah petholan atau pemilihan siapa yang akan menjadi suaminya. Lantas Juru Kemodi sebagai saudara termuda berhasil dipilih oleh Jim Pekarangan. Maka, diadakanlah Pesta Pernikahan antara Jim Pekarangan dengan Juru Kemodi. Pesta pernikahan yang cukup meriah dengan menampilkan kesenian Gandrung serta Tuting (Kesenian Madura).

Foto : Daya Warga Kemiren
Titisan Jim Pekarangan

Mengisahkan anak bernama suwarti yang sedang diasuh dipinggir hutan oleh bapak ibunya. Keluarga Suwarti meminta bantuan seorang pelayan untuk membantu mengurus Suwarti kecil. Namun, Suwarti kecil diambil oleh Macan Penunggu Hutan. Keluarga Suwarti akhirnya berhasil meminta kepada penunggu hutan untuk mengemalikan anaknya. Singkat cerita kehidupan beralih ke kisah Suwarti beranjak dewasa. Suwarti dinikahkan dengan lelaki pilihannya yang bernama Suwarno. Lantas Pesta pernikahan digelar dengan dimeriahkan oleh kesenian Gandrung Gebyang ( Gandrung yang Jenaka ) dan Pithik Tajen (sabung ayam).

Foto : Daya Warga Kemiren
Tugas Lundoyo Singo Barong untuk Mencari Titisan Jim Prahyangan

Lundoyo Singo Barong. Mengisahkan sang begawan yang merubah macan menjadi manusia yang diberi nama Lundoyo Singo Barong yang diutus untuk memetik kembang mawar/melati sak kembaran. Lantas Lundoyo masuk ke perkampungan membawa salah satu istri pak Mantri yang bernama Siti Ambari. Namun usahanya diketahui pak Mantri sehingga is diikat dimasukkan kebawah meja dan seketika is bisa lepas dari ikatan tersebut. Akhirnya Siti Ambari dibawa oleh Lundoyo Singo barong. Paksi Garuda Sawungalit memberitahu Siti Ambari bahwasanya Lundoyo adalah Keturunan Macan namun ia yidak mempercayainya. Akhirnya pertunjukan ditutup oleh macan-macanan yang trance /kesurupan.

“Budaya adalah seni yang diangkat menjadi seperangkat keyakinan”

https://www.instagram.com/