Etika dan Budaya Yang Menjadi Ciri Khas Warga Kemiren

Sabtu, 26 November 2022

Foto bersama mahasiswa MBKM Proyek desa UMSIDA bersama pak Suhaimi

Banyuwangi, (27/11/2022) Mahasiswa MBKM Proyek desa dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sowan ke rumah bapak Suhaimi selaku ketua adat desa kemiren, sekaligus mengadakan sesi wawancara dengan beliau. Dalam wawancara tersebut salah satu topik pembahasan adalah tentang etika keseharian yang menjadi ciri khas warga desa kemiren. Menurut penjelasan dari pak Suhaimi, masyarakat kemiren identik dengan kerukunan dan kebersamaan antar warga yang masih sangat erat, baik dari yang sudah sepuh sampai yang masih muda.

Sebagai contoh ketika salah seorang warga mengadakan acara khitanan atau pernikahan, tanpa diundang warga kemiren yang lain pun akan berbondong-bondong untuk datang. Hal ini karena adanya istilah ngelesan yang didalamnya ada prinsip pantes di desa kemiren, pantes disini bermakna opo pantes lek isun seng teko? atau dalam bahasa Indonesia berarti apa pantes kalo saya tidak datang? Walaupun sudah sepuh, hanya hadir saja sudah baik bagi warga kemiren, karena walaupun tidak ada sanksi apapun jika melanggar, namun orang yang tidak hadir dengan sendirinya akan merasa malu jika berpapasan dengan orang yang sebelumnya mempunyai hajatan. Bagi ibu-ibu dikemiren juga dikenal dengan istilah melabot saat akan menghadiri hajatan tetangga.ketika ingin melabot, ibu-ibu di kemiren akan menggunakan pakaian yang seragam atau sawitan. Ada lagi istilah selabar yang bermakna ketika warga di desa kemiren membeli suatu barang apapun itu, tetangga sekitar akan berkunjung ke rumah warga yang membeli barang untuk bertanya mengenai barang apa yang di beli, dan biasanya setelah bertanya jika dirasa tertarik dengan barang tersebut maka warga yang berkunjung juga akan membeli barang yang sama persis dengan apa yang dibeli tetangganya.

Warga kemiren identik dengan keramahtamahannya kepada wisatawan

Membahas tentang keramahtamahan warga kemiren, kemiren yang sekarang dengan wisata budaya banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang murni kunjungan untuk mengenal kebudayaan yang ada, ada juga akademisi yang melakukan penelitian tentang kebudayaan yang ada di kemiren. Banyak contoh kejadian dimana wisatawan yang berkunjung merasa betah dan berat untuk meninggalkan kemiren, hal ini karena masyarakatnya yang menyambut baik ketika ada tamu berkunjung di kemiren. Wisatawan akan disambut dengan senyuman dan diajak berkeliling mengenal budaya yang ada di kemiren dengan atomsfer yang hangat dan membuat perasaan nyaman. Hal yang perlu disyukuri mengenai etika budaya yang ada di kemiren adalah pemuda pemudi-nya yang masih memegang teguh etika yang ada di kemiren, tentang semangat kebersamaan, kerukunan dan keramahtamahan yang sudah menjadi ciri khas desa adat kemiren. Dengan begitu apa yang sudah menjadi ciri khas desa kemiren akan terus lestari di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *