Tradisi Masyarakat Using Desa Kemiren Menyambut Ramadhan “Sedekah Penampan Puoso”
Jumat, 01 Maret 2022
Red : Moh Edy Saputro
Bulan Suci Ramadhan adalah bulan yang paling ditunggu umat Islam di seluruh dunia. Begitu pula Masyarakat Osing di Desa Adat Kemiren yang mayoritas muslim. Bulan penuh rahmat serta ampunan ini disambut suka cita dengan melaksanakan beberapa tradisi yaitu rijig-rijig kuburan (membersikan makam), ngirim (nyekar/tabur bunga), dan olah-olah/tandhang pawon (memasak) sebagai persiapan perjamuan makan kemudian dilanjutkan selamatan yang diistilahkan sedekah penampan puoso atau “sedekah Nompo Puoso”.
Diawali dengan para perempuan Osing menyiapkan beragam sajian menu tertentu seperti ketupat, olahan daging ayam dan sapi, serta sayur-sayuran untuk dihidangkan secara kenduren nantinya. Acara selamatan dilaksanakan ba’da maghrib di rumah masing-masing atau secara bersamaan di satu rumah perwakilan lingkungan atau mushollah dengan mengundang kerabat dan tetangga terdekat.
Tutur ketua adat osing Desa Kemiren (Suhaimi), kegiatan pembersihan makam dilanjutkan ngirim (tabur bunga/nyekar) atau disebut ziarah kubur dilakukan selain untuk merawat makam juga untuk mendoakan kerabat/keluarga yang telah berpulang serta bertujuan sebagai refleksi diri atau “piweling” bagi kita yang masih hidup.
Tradisi “Sedekah Nompo Puoso” atau disebut juga sedekah penampan puoso dilaksanakan masyarakat Osing di Desa Kemiren untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Istilah Osing, “nompo” memiliki arti menerima dan “puoso” adalah puasa. Menurut ketua adat, Nompo Puoso sebagai ungkapan rasa syukur telah berjumpa kembali dengan bulan suci yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di dunia.